Tugas 6- Makalah Referendum Catalonia
MAKALAH
PENDIDIKAN
KEWARGA NEGARAAN
“Referendum
Catalonia”
Disusun
Oleh
Muhammad
Irfan Nabawi (24117095)
KELAS
1KB03
FAKULTAS
FIKTI
KATA PENGANTAR
Sebelumnya saya mengucapkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada
saya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini .
Semoga makalah ini dapat memenuhi
kewajiban kami dalam tugas mata kuliah Pendidikan Kewarga Negaraan. Adapun
harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai
Referendum Catalonia.
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 13 Januari 2018
Penulis
Muhammad Irfan Nabawi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………... 4
A.
Latar Belakang ………………………………………………………………. 4
B. Tujuan Penulisan
……………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
……………………………………………………………. 5
I.
Sejarah berdirinya Catalonia………………………………………………. 5
II.
Penyebab Catalonia merdeka…………………………………………...... 6
III.
Dampak dari kemerdekaan Catalonia ………………………….………… 8
BAB III PENUTUP
…………………………………………………………………..10
A.
Kesimpulan …………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………….. 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Catalonia
dulunya adalah wilayah independen di Semenanjung Iberia, kawasan termasuk
Spanyol dan Portugal, yang mempunyai bahasa, hukum, dan tradisi sendiri.
Pemerintah
Catalan pekan ini menyatakan referendum Ahad lalu menunjukkan 90 persen pemilih
ingin merdeka dari Spanyol. Presiden Catalan Carles Puigdemont menyatakan
Catalonia akan mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol akhir pekan ini atau
awal pekan depan.
Puigdemont
beralasan Catalonia punya hak moral, budaya, ekonomi untuk menentukan nasib
sendiri.
Catalonia
adalah salah satu kawasan paling kaya dan produktif di Spanyol dengan ibu kota
Barcelona yang dihuni 7,5 juta jiwa penduduk.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah berdirinya Catalonia ?
2. Apa
penyebab Catalonia ingin merdeka, dan memisahkan diri dari Spanyol ?
3. Apa
dampak yang terjadi apabila Catalonia berpisah dengan Spanyol ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
sejarah berdirinya Catalonia
2. Mengetahui
penyebab Catalonia ingin merdeka dan memisahkan diri dari Spanyol
3. Mengetahui
dampak dari merdekanya Catalonia
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah berdirinya Catalonia
Catalunya
(bahasa Katalan: Catalunya [kətəˈɫuɲə] atau [kataˈluɲa]; bahasa Spanyol:
Cataluña [kataˈluɲa]; bahasa Occitan: Catalonha [kataˈluɲɔ]; bahasa Perancis:
Catalogne) atau Catalonia adalah sebuah wilayah otonomi Spanyol yang memiliki
luas wilayah 32.114 km² dan populasi 6.995.206 jiwa (2005). Ibu kotanya adalah
Barcelona.
Pada
abad kesembilan, Catalunya paling terdampak akibat Perang Napoleon dan Carlist.
pada paruh kedua abad Catalunya mengalami industrialisasi. Karena kekayaan dari
ekspansi industri tumbuh, Catalunya melihat kebangkitan budaya digabung dengan
nasionalisme di saat bermunculan berbagai gerakan pekerja. Di tahun 1914, empat
provinsi Katalan membentuk Persemakmuran, dan dengan kembalinya demokrasi
melalui Republik Spanyol Kedua (1931–1939), Generalitat de Catalunya dipulihkan
sebagai pemerintah otonom.
Setelah
Perang Sipil Spanyol, kediktatoran Francoist memberlakukan tindakan represif,
menghapuskan lembaga Katalan dan melarang penggunaan bahasa Katalan secara
resmi. Dari akhir tahun 1950-an sampai awal 1970-an, Catalonia melihat
pertumbuhan ekonomi yang pesat, menarik banyak pekerja dari seluruh Spanyol,
membuat Barcelona menjadi salah satu daerah metropolitan industri terbesar di
Eropa dan mengubah Catalunya menjadi tujuan wisata utama. Karena transisi
Spanyol menuju demokrasi (1975-1982), Catalunya telah memperoleh kembali
beberapa otonomi politik dan budaya dan sekarang menjadi salah satu komunitas
yang paling dinamis di Spanyol.
2.
Penyebab Catalonia ingin merdeka dan
memisahkan diri dari Spanyol
Bagi
kelompok pro-kemerdekaan, memisahkan diri dari Spanyol telah menjadi proyek
selama tiga abad, tepatnya dimulai pada 1714, ketika Raja Philip V dari Spanyol
menganeksasi Catalonia dalam Spanish Succession --peristiwa yang memicu
berdirinya Spanyol modern.
Sejak
itu, para nasionalis Catalonia konsisten menuntut otonomi khusus. Mereka
berdalih bahwa budaya Catalan (demonim Catalonia) memiliki perbedaan yang
signifikan dengan kultur Castilla yang mendominasi Spanyol.
Selain
itu, Catalan juga berpendapat, sedari awal mereka tidak pernah ingin menjadi
bagian dari Kerajaan Spanyol, mengingat Raja Philip V menganeksasi wilayah itu
secara paksa melalui peperangan.
Pada
1932, pemerintah Spanyol menyetujui otonomi khusus kawasan di timur laut Negeri
Matador itu. Akhirnya, pemimpin regional setempat mendeklarasikan Republik
Catalan.
Namun,
ketika Generalisimo Francisco Franco menjadi penguasa pada 1939, otonomi khusus
itu dihapuskan. Franco juga secara sistematis menekan tumbuhnya segala bentuk
nasionalisme Catalonia.
Di
bawah kediktatoran Franco, pemerintah mencoba untuk membasmi semua budaya,
individu, dan institusi yang mengasosiasikan diri dengan nasionalisme Catalan.
Bahkan, tidak ada satupun keluarga Catalan yang tak luput dari persekusi hingga
eksekusi sepanjang periode tersebut.
Ketika
sang generalisimo meninggal pada 1975 --yang juga menandai akhir dari periode
ultranasionalisme di Spanyol-- wacana untuk memerdekakan diri kembali bergaung
di Catalonia.
"Banyak
warga Catalan yang tumbuh dewasa mempercayai bahwa diri mereka bukanlah 'orang
Spanyol'," jelas sebuah artikel yang ditulis oleh Times.
Puncaknya
pada 2006, ketika Madrid mengesahkan statuta otonomi Catalonia yang memberikan
kendali mandiri pada keuangan serta pajak pada wilayah tersebut. Statuta
tersebut, menurut The Washington Post, menjadikan wilayah dengan Ibu Kota
Barcelona itu seakan seperti 'negara'.
Namun
pada 2010, Mahkamah Konstitusi Spanyol membatalkan statuta tersebut dengan
menyebut, Catalonia bukan kebangsaan dan juga negara. Keputusan itu diprotes
oleh jutaan warga Catalan.
Meski
begitu, Catalonia tetap memiliki kontrol finansial besar pada wilayahnya jika
dibandingkan dengan region lain di Spanyol.
Ada
beberapa hal yang mungkin membuat Madrid begitu memberikan otonomi besar kepada
Catalonia, yang sekaligus menjadi alasan mengapa Spanyol tak ingin kawasan
tersebut memerdekakan diri.
Catalonia
adalah wilayah terkaya di Spanyol. Sebagai region industri, wilayah itu menampung
banyak industri logam, makanan, farmasi, dan kimia untuk memasok kebutuhan di
Spanyol.
Tak
hanya itu wilayah yang membentuk 16 persen populasi dan menyumbang 20 persen
PDB Spanyol tersebut, turut memiliki sektor pariwisata yang populer di Barcelona.
Sedangkan
pada tataran geo-politik, kemerdekaan itu dianggap mampu menyulut gerakan
serupa pada region di negara lain yang memiliki otonomi khusus seperti
Catalonia, seperti beberapa di antaranya, Bavaria di Jerman dan Skotlandia di
Inggris.
Sementara
itu, warga Catalonia yang pro-kemerdekaan berpendapat bahwa mereka
berkontribusi besar menyumbang pajak bagi Spanyol. Pada 2014, wilayah tersebut
menyumbang sekitar US$ 11, 8 miliar kepada otoritas pajak. Sedangkan alokasi
pajak yang digelontorkan untuk pembangunan Catalonia, tidak sebesar sumbangsih
tersebut.
Dan
hal itu menjadi salah satu alasan mengapa Catalonia ingin memisahkan diri dari
Spanyol.
Akan
tetapi, mereka yang menolak kemerdekaan Catalonia berpendapat, memisahkan diri
dari Spanyol justru akan mengakibatkan resesi ekonomi secara krusial.
Karena,
hampir tidak mungkin bagi Catalonia yang baru merdeka untuk bergabung dengan
Uni Eropa dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang akan menaikkan biaya
ekspor dan impor di kawasan tersebut.
Dampak
lain yang muncul adalah berkurangnya lapangan pekerjaan di Catalonia.
Mereka
juga khawatir, bahwa Catalonia bisa berubah menjadi kawasan anti-imigran dan
bertendensi rasisme akibat semakin berkembangnya nasionalisme yang berlebih di
kawasan tersebut.
Sementara
itu seperti dikutip dari Quartz, beberapa analis berpendapat bahwa kemerdekaan
Catalonia jauh dari niscaya.
"Haruskah
kita khawatir dengan referendum dan konsekuensinya? Terlepas dari semua berita
utama dalam beberapa pekan terakhir dan yang akan datang, kami percaya bahwa
kemungkinan kemerdekaan dalam waktu dekat mendekati nol," jelas analis
dari firma keuangan Inggris Barclays
"Suara
pro-kemerdekaan tidak memerintahkan mayoritas. Jajak pendapat menyebut, mereka
hanya menyusun total 40 suara nasional. Selanjutnya, Mahkamah Konstitusi
mengumumkan bahwa referendum tersebut ilegal dan juga kemungkinan besar
menyatakan hal serupa untuk berbagai pernyataan deklarasi kemerdekaan sepihak
yang akan muncul," tambah Barclays.
3.
Dampak atau akibat dari merdekanya
Catalonia
Pemerintah
Spanyol berupaya keras menggagalkan kemerdekaan Catalonia. Sepertinya hal itu
sangat logis, menimbang 20% ekonomi Spanyol berasal dari daerah yang terkenal
dengan klub sepakbola, Barcelona tersebut. Di sisi lain Catalonia tengah
menanti risiko besar.
Apa
risiko bagi Catalonia?
Ada
banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk keanggotaan di Uni Eropa (UE).
Jika Catalonia dipaksa untuk secara mandiri mengajukan keanggotaan Uni Eropa,
ia harus meyakinkan semua anggota blok saat ini untuk menyetujui
kemerdekaannya, termasuk Spanyol.
"Saat
ini kami tidak melihat jalan mudah bagi Catalonia untuk menjadi negara merdeka
di dalam UE, karena kebanyakan pendukung kemerdekaan menginginkan," kata
para ekonom Bank Berenberg dalam sebuah catatan seperti dikutip dari CNN,
Jakarta, Minggu (1/10/2017).
Keluar
dari Uni Eropa kemungkinan akan menaikkan biaya ekspor barang-barang yang
diproduksi di Catalonia ke anggota Uni Eropa dan negara-negara lain.
"Ini
akan bergabung dengan negara-negara yang bukan anggota World Trade Organization
(WTO), yang berarti akan menghadapi hambatan perdagangan yang signifikan,"
kata Stephen Brown, seorang ekonom di Capital Economics.
Brown
mengatakan, langkah tersebut akan meningkatkan harga barang impor di Catalonia
dan mengakibatkan kerugian. Kemerdekaan juga bisa membuat pemerintah daerah
lebih mahal untuk meminjam uang. Lembaga pemeringkat kredit Moody's dan S&P
telah menurunkan peringkat utang Catalonia pada 2016.
Kawasan
ini bisa terus menggunakan Euro sebagai mata uangnya, namun tidak memiliki hak
di European Central Bank (Bank Sentral Eropa).
Pengadilan
tertinggi Spanyol telah melarang referendum tersebut, menyebutnya tidak sesuai
dengan ketentuan negara. Tapi pemerintah daerah separatis mendorong maju dengan
pemungutan suara.
Lalu
bagaimana risiko bagi Spanyol?
Spanyol
dipastikan akan kehilangan sumber ekonomi. Salah satunya adalah penerimaan
pajak yang jumlahnya cukup tinggi, karena perusahaan-perusahaan banyak
menancapkan investasi di Catalonia.
Perpecahan
akan membuat ekonomi Spanyol bergejolak dan mengalami ketidakpastian. Jika
Catalonia menyatakan kemerdekaan secara sepihak, mungkin juga menolak untuk
mengambil bagian dari utang nasionalnya.
"Meskipun
tampaknya tidak ada dampak serius pada ekonomi Spanyol yang lebih luas sejauh
ini, kemungkinan kepercayaan bisnis dan konsumen akan memburuk jika Catalonia
memisahkan diri," kata Brown. (ara/mkj)
Referendum
Catalonia yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan Spanyol semakin dekat.
Bila betul terjadi maka Barcelona dipastikan tidak boleh tampil di La
Liga.Tanggal 1 Oktober menjadi penentuan warga Catalonia atas nasib mereka
untuk memerdekakan diri atau tetap berada di bawah Kerajaan Spanyol. Untuk
masalah sepak bola, hal ini menyisakan persoalan pelik.
Salah
satu alternatif yang diajukan oleh Menteri Olahraga Catalonia, Gerard Figueras,
adalah Barcelona 'mengungsi' ke liga lain di negara tetangga seperti Liga
Primer Inggris, Serie A, atau Ligue 1. Bahkan bukan cuma Barcelona, setidaknya
ada dua klub Catalonia lain yang juga bernasib sama yaitu Espanyol dan Girona.
Ketiga klub ini bakal mencari kompetisi lain pasca referendum.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Meski
pemerintah Spanyol menyatakan hasil referendum ilegal, tetapi pemerintahan
Catalonia bersikukuh tetap akan mendeklarasikan kemerdekaan. Hasil referendum
memastikan, 2,2 juta warga yang ikut serta, 90 persennya memilih "Ya"
agar Catalonia jadi negara yang independen.
Akibat
dari referendum Catalonia Spanyol dipastikan akan kehilangan sumber ekonomi.
Salah satunya adalah penerimaan pajak yang jumlahnya cukup tinggi, karena
perusahaan-perusahaan banyak menancapkan investasi di Catalonia. Perpecahan
akan membuat ekonomi Spanyol bergejolak dan mengalami ketidakpastian.
Daftar
Pustaka
Komentar
Posting Komentar